Danau Singkarak, tempat pembuangan sampah
atau tempat rekreasi ?
Dalam pelajaran sejarah disebutkan bahwa kepualauan nusantara yang bernama Indonesia itu alamnya sungguh elok ibarat untaian batu permata zamrud yang berharga amat mahal. Kecantikan atau keelokan ala mini telah diakui oleh banyak orang, wisatawan, yang datang dari manca Negara. Salah satu kepingan dari untaian permata yang cantik itu bernama “alam Minangkabau” atau “daerah Propinsi Sumatra Barat”.
Memang benar bahwa alam daerah Sumatra Barat memang terkenal cantik. Orang orang yang terbang di atas permukaan Propinsi ini akan asik membidikan kamera digital mereka untuk merekam indahnya danau- danau yang ada di daerah ini : Singkarak, Maninjau, Danau diateh dan danau dibawah (danau kembar). Kemudian mereka juga akan mengagumi indahnya alam pegunungan dengan bukit-bukit dan gunung- gunung yang menjulang tinggi dengan warna biru yang sejuk. Sungai- sungainya yang tersebar dari kaki- kaki pegunungan, mengalir berliku- liku dengan airnya yang deras mampu untuk membangkitkan nafsu tualang dari pencinta alam untuk menaklukan arung jeram mereka. Ditambah lagi dengan hamparan sawah dan lading dengan warna hijau sampai kuning ibarat lautan emas dari kaki bukit sampai ke pinggir jalan. Sungguh cantik dan melebihi kecantikan permadani yang dibuat di negeri Persia sekalipun.
Orang- orang yang datang dari luar daerah Sumatra Barat dan wisatawan manca negara semuanya mengakui kecantikan alam Minangkabau ini. Tidak perlu untuk ditanya langsung, tetapi sebagai bukti kita dapat melihat bahwa setiap kali liburan datang maka daerah ini dikunjungi oleh banyak orang datang berkunjung. Apalagi setelah infrastruktur transportasi menjadi baik dan lancer maka maka kita akan menemui bahwa banyak jalan- jalan raya dilewati oleh deretan mobil dan sepeda motor dari berbagai merek dan berbagai nomor polisinya. Buat apa mereka datang ? tentu saja salahsatu alasanya adalah untuk menyatu dengan alam dan merasakan bagaiman segarnya terapi yang diberikan oleh aroma alam terhadap kesehatan mental dan kesehatan psiko-sosial mereka.
Kemudian bila kita turun dan berjalan- jalan , maka kita akan merasakan dan mendapatkan bahwa setiap langkah dari permukaan bumi yang kita injak adalah ibarat berada di tempat objek wisata. Sementara setiap orang bisa memanjakan mata, hati, fikiran dan perutnya dengan mencari tempat wisata alam, wisata rohani, wisata pendidikan, wista selera sampai kepada wista budaya.
Di Payakumbuh ada lembah Harau dan pacu itiknya, di Tanah datar ada peningggalan purbakala dan pisang salainya, di Bukittinggi ada panorama dan kebun binatang, di Padang ada pusat pendidikan, plaza dan pantai, dan lain- lain. Kemudian di tempat lain ada fasilitas dan objek wisata yang khas pula.
Minangkabau atau daerah Sumatra Barat, daerahnya sungguh menakjubkan, ada banyak orang yang datang berulang-ulang karena merasa sudah jatuh inta dengan daerah ini. Kita dapat membuat parable atau perumpamaan atas provinsi Sumatra Barat ini ibarat gedung megah yang luas. Hutan- hutan adalah tamannya Sumatra Barat, Universitas dan sekolah adalah ruangan pustakanya. Hotel, losmen dan homestay sebagai kamar keluarga, danau dan laut sebagai berandanya. Atau setiap orang bisa saja membuat perumpamaan menurut versi mereka pula.
Setiap kali bulan puasa berlalu, maka datanglah hari lebaran yang menyenangkan dan membahagiakan setiap orang. Setiap orang berbagi kebahagian dan kegembiraan dengan sanak saudara, famili dan teman- teman. Salah satu dari bentuk kegembiraan itu mereka ungkapkan dengan cara pergi plesiran atau pergi ke tempat rekreasi bersama-sama. Mereka bisa saja pergi ke daerah Kelok Sembilan di Kabupaten lima Puluh Kota, melihat tambang batubara dan mandi- mandi di waterboom di Sawahlunto atau pergi ke Pantai Carocok di Painan. Tentu ada juga yang memilih tempat yang sensasional untuk melepaskan ketegangan jiwa dan melegakan emosi secara empati dan simpati bersama famili dan teman dengan cara mengunjungi danau kembar (danau Diateh dan danau dibawah), Danau Maninjau dan Danau Singkarak.
Danau Singkarak adalah salah satu danau popular di Pulau Sumatra, di Indonesia dan bisa jadi juga popular di dunia. Danau ini popular karena banyak orang mengatakan bahwa Danau Singkarak ini alamnya begitu indah. Namun begitu ada orang yang mau mampir di tepi danau ini, mengapa tiba- tiba ada yang membatalkan kunjungan mereka ke sana. Penyebabnya adalah karena mata mereka terasa perih menatap sampah yang betul- betul sudah mencemari keindahan danau ini. Mereka tak bisa lagi membedakan antara mana yang bunga tumbuh di pinggir danau dan mana yang sampah. Volume sampah yang bertaburan di bumi Singkarak jumlahnya sudah jutaan sampai milyaran keping.Kemudian pasti banyak orang yang berceloteh dan mengatakan “Danau Singkarak Tempat pembuangan sampah atau tempat rekreasi ?”
Celoteh seperti itu pasti diucapkan oleh banyak orang yang lewat di seputar pinggir danau ini. Mereka bisa jadi orang Sumatra Barat sendiri, atau orang dari luar Sumatra Barat. Wisatawan mancanegara tentu akan mengatakan “West Sumatra is beautiful but…but….full of rubbish”
selamat datang
SUMITRI NININGSIH 081993486105 UMMY SOLOK 8a ENGLISH
Jumat, 27 Agustus 2010
TEACHING JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT TO WRITE RECOUNT TEXT THROUGH PICTURE SEQUENCE
TEACHING JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT TO WRITE RECOUNT TEXT THROUGH PICTURE SEQUENCE
PAPER
Written By
SUMITRI NININGSIH
06.203.107
ENGLISH DEPARTMENT
THE FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN UNIVERSITY
SOLOK
2010
CHAPTER I
INTRODUCTION
A. Background of the Problem
English is an international language because it is a tool of communication among people in different countries in the world. By using English, people can communicate and cooperates with people from different countries in many aspects like economic, politic, education, social and culture.
There are four skills that should be learned by the students in learning English, there are listening, reading, speaking and writing. But not only that, English also have some components; grammar, pronunciation, vocabulary and spelling.
Writing is one of the skills in learning English. It is one of the important subjects that students should be learned. They are not only able to read the English books or speak English well, but also be able to write, the students can express an ideas or feeling in writing form, the students should be able to produce sentences and develop it into paragraph. The students should be pay attention to the dictions are used and should be able to arrange his or her ideas or feeling in a good arrangement. the others point the students should pay attention to the rhetorical structure of the text in writing.
Based on writer’s observation at VIII grade of MTsN Solok. the writers found some problems. The students lazy to express their ideas or feeling because they are low of vocabulary. They do not know the distinguishing among the texts because they are lack of practice writing in daily activities. They are less motivation because the teacher do not use interest media and technique in teaching process.
Based on the curriculum of KTSP, the teaching writing is done through twelve genres. They are spoof, recount, report, analytical exposition, news item, anecdote, narrative, procedure, descriptive, hortatory exposition, explanation and discussion.
Based on writer’s experience, recount text assumed as a new text in Junior High School. It is difficult for students in writing. Writing recount text is un familiar for student also it is not similar writing the others text, they have distinguishing of generic structure and language feature among them. Student do not have background knowledge about recount text. It make them confuse to finish recount text. Students still find difficulties to use the correct grammar and tense. Teacher also find difficulties to finding the media in technique to teach recount text. How to teach this subject that can not makes students are not boring and interesting to learn.
Based on the problem above, the teacher should be able to find new media or meaningful activities that can support in teaching process. To make students are not boring and interesting in writing, one alternative that could be used to overcome this problem is using picture sequence. The writer interested to using picture sequence in writing recount text because it is always interesting for young learners. By using picture sequence teaching recount text becomes more enjoyable.
B. Identification of the Problem
Based on the background of the problem above, the problem can be identified as follow: first, the students still have low motivation to learn English. Second, the media that used by the teacher are uninteresting for students and it make the students are boring in learning process. Third, the student have difficult to distinguish among of genres, because they are lazy to practice every time.
C. Limitation of the Problem
There are many problems that have been identified. It is impossible for the writer to discuss on the whole problems. So in this paper the writer just focuses on using picture sequence in teaching writing in recount text. The writer hopes that picture sequence will be a good media in teaching writing especially recount text.
D. Formulation of the Problem
Based on the limitation of the problem above, the problem can be formulated as follow: How to use picture sequence to teach writing recount text for Junior High School?
E. Purpose of the Problem
The purpose of the writing this paper is to teach writing and to contribution for the teacher especially English teacher in teaching writing. They can use picture sequence as media to teach writing in recount text for Junior High School. So that, the students will enjoy in learning writing, especially recount text.
Beside that, this paper is also purposed to fulfill one requirements to finish strata one (S.1) of English Department, Faculty Teacher Training and Pedagogy of Mahaputra Muhammad Yamin University.
F. Definition of the Key Terms
a. Writing is one of the skill in language that sound be learned by the Junior High School students to express their idea, feeling, through into written form.
b. Recount text is a text that is written to telling an activity or story in the past tense.
c. Picture sequence is one of media that can be use in teaching writing in recount text for Junior High School.
CHAPTER II
REVIEW OF RELATED LITERATURE
2.1 Concept of Writing
Writing is one of language skill is used to express ideas, tell message in behavior and sharing information on the written form. This idea is supported by Clliford (1991: 42) states through writing; learher discover new idea and ways of conveying and organizing these, He adds a process through which meaning is created. In addition, Silvia (1991: 50) states that writing is not only reflects our thinking, but also help to create new thoughts.
In the same opinion, Leki (1991:8) says writing is carefully controlled, the students see only correct language learner try to write what they think and they want to say. This idea support by Al-Issa (1991:38) states that writing is the most difficult skill to perform. The producing a clear and coherent text with few or no mistakes is difficult.
According to Bryne (1995:43) “writing is transforming out thoughts into language, it is a very complex skill that requires both physical and mental activity on the part of the writer. He adds writing is not easy nor spontaneous”. Moreover Walter (1995:43) states “writing is the last and perhaps most difficult skill students learn if they ever do”.
In general Nunan (2003:88) defines “writing is the physical act of committing words or ideas to some medium. He adds writing can express an idea or feeling and thinking into statements and paragraph that will be clear to a matter.
Based on the definition above, it can be concluded that writing is complex skill used by people to communicate in written from to express their idea, thought, opinion and belief. Writing skill should be acquired by students in order to use English perfectly.
2.2 The Nature of Recount Text
Recount is reconstruction of something happened in the past. Many experts propose the concept of recount. The first, Derewianka (1990:14) defines that A recount is the unfolding of a sequence of events over time and the purpose is to tell what happened. It sets the scene who, what, where and when (orientation) it recounts events as they occurred (events ) and has closing statement (re-orientation) it is use in past tense and showed as chronological order.
The same opinion, Gerot in Wignell (1994) explained that recount as a text that to tell events for the purpose of informing or entertaining. Recount text has three schematic structure: orientation, e vents , re-orientation. The orientation provides the setting and introduce participants. The event tell what happened in what sequence. Re-orientation optional closure of events. Significant lexicogrammatical features:
a. Focus on specific participants
b. Use of material process
c. Circumstance of time and place
d. Use past tense
e. Focus on temporal sequence
According to Sudarwati and Grace (2005:61) states that recount text is a text to tell something that happened in the past. The purpose of a recount is to give the readers listeners what occurred in a series of event and where or when it happened. This idea Support by Siswanto (2005: 201) states that recount is text that tells someone past experience in chronological order and uses simple past tense. Recount text has three main parts: orientation, series of events, re-orientation. The orientation tells who was involved in the story, when, where and why the story happened. The series of events tell what are going on in the story. The re-orientation concludes the story.
Moreover Prayitno (2005:9) explains that recount text purposes are to tell readers what happened in the past through a sequence of events. The basis structure of a recount consists of three elements:
1. Orientation : who were involved in the story when, where
2. Events : tell what happened in chronological order
3. Re-orientation : conclusion on the experience
Language features of recount text :
1. The use of nouns and pronouns
2. The use of action verbs
3. The use of past tense
4. The use time conjunctions
5. The use of adverbs and adverb of phrases
6. Adjectives
Moreover, Wardiman and ell (2006) defines that a recount text is a text that telling the reader about one story, action or activity. Its goal is to entertaining or informing the reader. They also explained characteristic of recount text: (orientation) tells who involved, what happened, where the events took place, and when it happened. (events) tell what happened and what sequence. (re-orientation) consists of optional-closure of events/ending.
Based on the experts above, it can be concluded that recount text is a text that is written to telling an activity or story in the past.
2.3 Teaching Writing for Junior High School
In the English standard Competency Syllabus for Junior High School (2006:41) the student are expected to be able to communicate with accepted English either in oral or writing form. It s stated the competency with the students should have in learning writing in Junior High School. Students is to enable to create genres like descriptive, recount, procedure, report and narrative.
Based on curriculum of Junior High School, the recount text is a new text that should be learned, many students do not have knowledge about this text. It makes them a little confuse because they do not learned before, but now they should follow these generic structure, meanwhile they only write what they want, it is caused teacher should use media to teach recount text, for example through picture sequence.
2.4 Nature of Picture Sequence
Learning English needs more practices in every time activities because without it, students will not success in communicate to express their ideas, opinion, feeling. There are many activities that can be used by the students to teaching writing recount text. One of them is picture sequence.
Many experts propose the concept of picture sequence. First, Gerlach (1980:99) says that when the students can arrange some picture in sequence, that is ordering. They may order events, object or characteristic. Addition by Ur (1981:60) defines that task requires students to evaluate connected pieces of evidence and recognize causal, temporal or progressional relationships between them. Several picture are given to student and asked to put them into some sort of logical order. He adds if the items are complex and the criteria for ordering and each students is given one or two of the component ideas, which someone can describe or read out, not show.
Moreover, Silvia (1991:51) state that several picture that give for the student, the picture told about one story in sequence. The same opinion by Harmer (1991:42) state that when the student write based on the picture sequence, they can use to construct the story. Each of which is shown a picture from story sequence.
At last, Brown (2004:227) states a sequence of three or six pictures depicting a story, line can provide a suitable stimulus for written production. He also said that the pictures must be simple and unambiguous because an open-ended task at the selective level would give test takers too many options.
Based on the experts above it can be concluded that picture sequence is a series of photographs dealing with one subject. It may tell a story, present an event, describe a scene, reveal a person, or show how to do something. The most successful picture sequences create several visual images that contain emphasis and action.
CHAPTER III
DICUSSION
3.1 Preparation
Preparation is an important point that must be consider by the teacher before teaching. Without a good preparation, teaching English will not be successful. Before enter the class, teacher should prepare something. First, the media, it is very important for the teacher to select the media that she or he use in teaching. The selected of media will help the students to understand the materials. Second, the material, it is also important for teacher should prepare. The media and materials are designed to provide useful competence for writing. The material and media encourage students to develop their competence in writing.
3.2 Teacher Roles
In learning writing, the teacher has 3 roles, they are as facilitator, motivator and educator.
First, teacher as a facilitator. Teacher have to prepare and gives the facility which needed by students. So, the process of learning of knowledge will be interesting.
Second, teacher as a motivator. Teacher can be motivator in the classroom. Teacher should be a trainer and to build up the concentration of the students. In order to they feel having fun. Also they enjoy in learning process.
Third, teacher as educator. In the classroom, the teacher do not only teach the some material. But also, she/he ca help the students to increase their knowledge in learning process especially in English written.
3.3 Classroom Procedure
There are three parts in this procedure, they are pre-teaching activity, whilst-teaching activity, and post teaching activity.
3.3.1 Pre-Teaching Activity
For pre-teaching activities, teacher come into classroom and greet the whole class. After that, she/he gives brainstorming to know background knowledge of students which relate about the topic today.
3.3.2 Whilst-Teaching Activity
a. The teacher stick picture sequence on whiteboard, and ask the students to notice it.
b. Question-answer about the picture
c. Picture discussion, teacher and students discuss about the picture sequence.
d. The students try to present in the form written in make sentences into paragraph.
e. The teacher should guide the student to making recount text as good as possible.
f. The teacher check students’ correctness.
3.3.3 Post-Teaching Activity
For post teaching activities, the teacher gives explanation more about recount text. Then, the teacher give motivate or reinforcement to the students and they may discuss about a new picture sequence to make a new recount text, may be that can continue in next meeting.
3.4 Advantages of Using Picture Sequence In Writing Recount Text
There are advantages of using picture sequence in writing recount text. First, help the student to devote their imagination, student can analyze the picture that can make students easy to write recount text. Second, Picture will be interesting for student, as we know, picture is colorful, it make student interest and enjoy finish recount text and also picture tell complex story, so the students motivate to finish recount text.
CHAPTER IV
CONCLUSIONS AND SUGGESTION
4.1. Conclusion
It is very difficult to write English correctly because structure of Indonesian language are different from English language. But, there are many way to improve the students writing skill. How to make them interested in writing and enjoying that tack? For example, using picture at Junior High School. They can finish recount text after they had seem of picture. The teacher guides them to finish the recount text.
Teaching recount text in writing through picture is effective way to improve students is writing skill. The students can easy to make recount text after they had not and analyzed the picture. So, they do not worried about the topic in writing.
4.2. Suggestion
Based on the conclusion above, the writer wants to give some suggestion for English teacher. First, English teacher who teach at Junior High School should be more creative in finding media that they can apply in learning process especially in teaching recount text. Second, the teacher should be able to find many interesting picture to encourage the students in learning English. At last, in order to teach recount text in writing more communicatively, the teacher should be able to motivate the students to involve actively in learning English.
PAPER
Written By
SUMITRI NININGSIH
06.203.107
ENGLISH DEPARTMENT
THE FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN UNIVERSITY
SOLOK
2010
CHAPTER I
INTRODUCTION
A. Background of the Problem
English is an international language because it is a tool of communication among people in different countries in the world. By using English, people can communicate and cooperates with people from different countries in many aspects like economic, politic, education, social and culture.
There are four skills that should be learned by the students in learning English, there are listening, reading, speaking and writing. But not only that, English also have some components; grammar, pronunciation, vocabulary and spelling.
Writing is one of the skills in learning English. It is one of the important subjects that students should be learned. They are not only able to read the English books or speak English well, but also be able to write, the students can express an ideas or feeling in writing form, the students should be able to produce sentences and develop it into paragraph. The students should be pay attention to the dictions are used and should be able to arrange his or her ideas or feeling in a good arrangement. the others point the students should pay attention to the rhetorical structure of the text in writing.
Based on writer’s observation at VIII grade of MTsN Solok. the writers found some problems. The students lazy to express their ideas or feeling because they are low of vocabulary. They do not know the distinguishing among the texts because they are lack of practice writing in daily activities. They are less motivation because the teacher do not use interest media and technique in teaching process.
Based on the curriculum of KTSP, the teaching writing is done through twelve genres. They are spoof, recount, report, analytical exposition, news item, anecdote, narrative, procedure, descriptive, hortatory exposition, explanation and discussion.
Based on writer’s experience, recount text assumed as a new text in Junior High School. It is difficult for students in writing. Writing recount text is un familiar for student also it is not similar writing the others text, they have distinguishing of generic structure and language feature among them. Student do not have background knowledge about recount text. It make them confuse to finish recount text. Students still find difficulties to use the correct grammar and tense. Teacher also find difficulties to finding the media in technique to teach recount text. How to teach this subject that can not makes students are not boring and interesting to learn.
Based on the problem above, the teacher should be able to find new media or meaningful activities that can support in teaching process. To make students are not boring and interesting in writing, one alternative that could be used to overcome this problem is using picture sequence. The writer interested to using picture sequence in writing recount text because it is always interesting for young learners. By using picture sequence teaching recount text becomes more enjoyable.
B. Identification of the Problem
Based on the background of the problem above, the problem can be identified as follow: first, the students still have low motivation to learn English. Second, the media that used by the teacher are uninteresting for students and it make the students are boring in learning process. Third, the student have difficult to distinguish among of genres, because they are lazy to practice every time.
C. Limitation of the Problem
There are many problems that have been identified. It is impossible for the writer to discuss on the whole problems. So in this paper the writer just focuses on using picture sequence in teaching writing in recount text. The writer hopes that picture sequence will be a good media in teaching writing especially recount text.
D. Formulation of the Problem
Based on the limitation of the problem above, the problem can be formulated as follow: How to use picture sequence to teach writing recount text for Junior High School?
E. Purpose of the Problem
The purpose of the writing this paper is to teach writing and to contribution for the teacher especially English teacher in teaching writing. They can use picture sequence as media to teach writing in recount text for Junior High School. So that, the students will enjoy in learning writing, especially recount text.
Beside that, this paper is also purposed to fulfill one requirements to finish strata one (S.1) of English Department, Faculty Teacher Training and Pedagogy of Mahaputra Muhammad Yamin University.
F. Definition of the Key Terms
a. Writing is one of the skill in language that sound be learned by the Junior High School students to express their idea, feeling, through into written form.
b. Recount text is a text that is written to telling an activity or story in the past tense.
c. Picture sequence is one of media that can be use in teaching writing in recount text for Junior High School.
CHAPTER II
REVIEW OF RELATED LITERATURE
2.1 Concept of Writing
Writing is one of language skill is used to express ideas, tell message in behavior and sharing information on the written form. This idea is supported by Clliford (1991: 42) states through writing; learher discover new idea and ways of conveying and organizing these, He adds a process through which meaning is created. In addition, Silvia (1991: 50) states that writing is not only reflects our thinking, but also help to create new thoughts.
In the same opinion, Leki (1991:8) says writing is carefully controlled, the students see only correct language learner try to write what they think and they want to say. This idea support by Al-Issa (1991:38) states that writing is the most difficult skill to perform. The producing a clear and coherent text with few or no mistakes is difficult.
According to Bryne (1995:43) “writing is transforming out thoughts into language, it is a very complex skill that requires both physical and mental activity on the part of the writer. He adds writing is not easy nor spontaneous”. Moreover Walter (1995:43) states “writing is the last and perhaps most difficult skill students learn if they ever do”.
In general Nunan (2003:88) defines “writing is the physical act of committing words or ideas to some medium. He adds writing can express an idea or feeling and thinking into statements and paragraph that will be clear to a matter.
Based on the definition above, it can be concluded that writing is complex skill used by people to communicate in written from to express their idea, thought, opinion and belief. Writing skill should be acquired by students in order to use English perfectly.
2.2 The Nature of Recount Text
Recount is reconstruction of something happened in the past. Many experts propose the concept of recount. The first, Derewianka (1990:14) defines that A recount is the unfolding of a sequence of events over time and the purpose is to tell what happened. It sets the scene who, what, where and when (orientation) it recounts events as they occurred (events ) and has closing statement (re-orientation) it is use in past tense and showed as chronological order.
The same opinion, Gerot in Wignell (1994) explained that recount as a text that to tell events for the purpose of informing or entertaining. Recount text has three schematic structure: orientation, e vents , re-orientation. The orientation provides the setting and introduce participants. The event tell what happened in what sequence. Re-orientation optional closure of events. Significant lexicogrammatical features:
a. Focus on specific participants
b. Use of material process
c. Circumstance of time and place
d. Use past tense
e. Focus on temporal sequence
According to Sudarwati and Grace (2005:61) states that recount text is a text to tell something that happened in the past. The purpose of a recount is to give the readers listeners what occurred in a series of event and where or when it happened. This idea Support by Siswanto (2005: 201) states that recount is text that tells someone past experience in chronological order and uses simple past tense. Recount text has three main parts: orientation, series of events, re-orientation. The orientation tells who was involved in the story, when, where and why the story happened. The series of events tell what are going on in the story. The re-orientation concludes the story.
Moreover Prayitno (2005:9) explains that recount text purposes are to tell readers what happened in the past through a sequence of events. The basis structure of a recount consists of three elements:
1. Orientation : who were involved in the story when, where
2. Events : tell what happened in chronological order
3. Re-orientation : conclusion on the experience
Language features of recount text :
1. The use of nouns and pronouns
2. The use of action verbs
3. The use of past tense
4. The use time conjunctions
5. The use of adverbs and adverb of phrases
6. Adjectives
Moreover, Wardiman and ell (2006) defines that a recount text is a text that telling the reader about one story, action or activity. Its goal is to entertaining or informing the reader. They also explained characteristic of recount text: (orientation) tells who involved, what happened, where the events took place, and when it happened. (events) tell what happened and what sequence. (re-orientation) consists of optional-closure of events/ending.
Based on the experts above, it can be concluded that recount text is a text that is written to telling an activity or story in the past.
2.3 Teaching Writing for Junior High School
In the English standard Competency Syllabus for Junior High School (2006:41) the student are expected to be able to communicate with accepted English either in oral or writing form. It s stated the competency with the students should have in learning writing in Junior High School. Students is to enable to create genres like descriptive, recount, procedure, report and narrative.
Based on curriculum of Junior High School, the recount text is a new text that should be learned, many students do not have knowledge about this text. It makes them a little confuse because they do not learned before, but now they should follow these generic structure, meanwhile they only write what they want, it is caused teacher should use media to teach recount text, for example through picture sequence.
2.4 Nature of Picture Sequence
Learning English needs more practices in every time activities because without it, students will not success in communicate to express their ideas, opinion, feeling. There are many activities that can be used by the students to teaching writing recount text. One of them is picture sequence.
Many experts propose the concept of picture sequence. First, Gerlach (1980:99) says that when the students can arrange some picture in sequence, that is ordering. They may order events, object or characteristic. Addition by Ur (1981:60) defines that task requires students to evaluate connected pieces of evidence and recognize causal, temporal or progressional relationships between them. Several picture are given to student and asked to put them into some sort of logical order. He adds if the items are complex and the criteria for ordering and each students is given one or two of the component ideas, which someone can describe or read out, not show.
Moreover, Silvia (1991:51) state that several picture that give for the student, the picture told about one story in sequence. The same opinion by Harmer (1991:42) state that when the student write based on the picture sequence, they can use to construct the story. Each of which is shown a picture from story sequence.
At last, Brown (2004:227) states a sequence of three or six pictures depicting a story, line can provide a suitable stimulus for written production. He also said that the pictures must be simple and unambiguous because an open-ended task at the selective level would give test takers too many options.
Based on the experts above it can be concluded that picture sequence is a series of photographs dealing with one subject. It may tell a story, present an event, describe a scene, reveal a person, or show how to do something. The most successful picture sequences create several visual images that contain emphasis and action.
CHAPTER III
DICUSSION
3.1 Preparation
Preparation is an important point that must be consider by the teacher before teaching. Without a good preparation, teaching English will not be successful. Before enter the class, teacher should prepare something. First, the media, it is very important for the teacher to select the media that she or he use in teaching. The selected of media will help the students to understand the materials. Second, the material, it is also important for teacher should prepare. The media and materials are designed to provide useful competence for writing. The material and media encourage students to develop their competence in writing.
3.2 Teacher Roles
In learning writing, the teacher has 3 roles, they are as facilitator, motivator and educator.
First, teacher as a facilitator. Teacher have to prepare and gives the facility which needed by students. So, the process of learning of knowledge will be interesting.
Second, teacher as a motivator. Teacher can be motivator in the classroom. Teacher should be a trainer and to build up the concentration of the students. In order to they feel having fun. Also they enjoy in learning process.
Third, teacher as educator. In the classroom, the teacher do not only teach the some material. But also, she/he ca help the students to increase their knowledge in learning process especially in English written.
3.3 Classroom Procedure
There are three parts in this procedure, they are pre-teaching activity, whilst-teaching activity, and post teaching activity.
3.3.1 Pre-Teaching Activity
For pre-teaching activities, teacher come into classroom and greet the whole class. After that, she/he gives brainstorming to know background knowledge of students which relate about the topic today.
3.3.2 Whilst-Teaching Activity
a. The teacher stick picture sequence on whiteboard, and ask the students to notice it.
b. Question-answer about the picture
c. Picture discussion, teacher and students discuss about the picture sequence.
d. The students try to present in the form written in make sentences into paragraph.
e. The teacher should guide the student to making recount text as good as possible.
f. The teacher check students’ correctness.
3.3.3 Post-Teaching Activity
For post teaching activities, the teacher gives explanation more about recount text. Then, the teacher give motivate or reinforcement to the students and they may discuss about a new picture sequence to make a new recount text, may be that can continue in next meeting.
3.4 Advantages of Using Picture Sequence In Writing Recount Text
There are advantages of using picture sequence in writing recount text. First, help the student to devote their imagination, student can analyze the picture that can make students easy to write recount text. Second, Picture will be interesting for student, as we know, picture is colorful, it make student interest and enjoy finish recount text and also picture tell complex story, so the students motivate to finish recount text.
CHAPTER IV
CONCLUSIONS AND SUGGESTION
4.1. Conclusion
It is very difficult to write English correctly because structure of Indonesian language are different from English language. But, there are many way to improve the students writing skill. How to make them interested in writing and enjoying that tack? For example, using picture at Junior High School. They can finish recount text after they had seem of picture. The teacher guides them to finish the recount text.
Teaching recount text in writing through picture is effective way to improve students is writing skill. The students can easy to make recount text after they had not and analyzed the picture. So, they do not worried about the topic in writing.
4.2. Suggestion
Based on the conclusion above, the writer wants to give some suggestion for English teacher. First, English teacher who teach at Junior High School should be more creative in finding media that they can apply in learning process especially in teaching recount text. Second, the teacher should be able to find many interesting picture to encourage the students in learning English. At last, in order to teach recount text in writing more communicatively, the teacher should be able to motivate the students to involve actively in learning English.
Senin, 23 Agustus 2010
danau singkarak
Danau Singkarak, tempat pembuangan sampah
atau tempat rekreasi ?
Dalam pelajaran sejarah disebutkan bahwa kepualauan nusantara yang bernama Indonesia itu alamnya sungguh elok ibarat untaian batu permata zamrud yang berharga amat mahal. Kecantikan atau keelokan ala mini telah diakui oleh banyak orang, wisatawan, yang datang dari manca Negara. Salah satu kepingan dari untaian permata yang cantik itu bernama “alam Minangkabau” atau “daerah Propinsi Sumatra Barat”.
Memang benar bahwa alam daerah Sumatra Barat memang terkenal cantik. Orang orang yang terbang di atas permukaan Propinsi ini akan asik membidikan kamera digital mereka untuk merekam indahnya danau- danau yang ada di daerah ini : Singkarak, Maninjau, Danau diateh dan danau dibawah (danau kembar). Kemudian mereka juga akan mengagumi indahnya alam pegunungan dengan bukit-bukit dan gunung- gunung yang menjulang tinggi dengan warna biru yang sejuk. Sungai- sungainya yang tersebar dari kaki- kaki pegunungan, mengalir berliku- liku dengan airnya yang deras mampu untuk membangkitkan nafsu tualang dari pencinta alam untuk menaklukan arung jeram mereka. Ditambah lagi dengan hamparan sawah dan lading dengan warna hijau sampai kuning ibarat lautan emas dari kaki bukit sampai ke pinggir jalan. Sungguh cantik dan melebihi kecantikan permadani yang dibuat di negeri Persia sekalipun.
Orang- orang yang datang dari luar daerah Sumatra Barat dan wisatawan manca negara semuanya mengakui kecantikan alam Minangkabau ini. Tidak perlu untuk ditanya langsung, tetapi sebagai bukti kita dapat melihat bahwa setiap kali liburan datang maka daerah ini dikunjungi oleh banyak orang datang berkunjung. Apalagi setelah infrastruktur transportasi menjadi baik dan lancer maka maka kita akan menemui bahwa banyak jalan- jalan raya dilewati oleh deretan mobil dan sepeda motor dari berbagai merek dan berbagai nomor polisinya. Buat apa mereka datang ? tentu saja salahsatu alasanya adalah untuk menyatu dengan alam dan merasakan bagaiman segarnya terapi yang diberikan oleh aroma alam terhadap kesehatan mental dan kesehatan psiko-sosial mereka.
Kemudian bila kita turun dan berjalan- jalan , maka kita akan merasakan dan mendapatkan bahwa setiap langkah dari permukaan bumi yang kita injak adalah ibarat berada di tempat objek wisata. Sementara setiap orang bisa memanjakan mata, hati, fikiran dan perutnya dengan mencari tempat wisata alam, wisata rohani, wisata pendidikan, wista selera sampai kepada wista budaya.
Di Payakumbuh ada lembah Harau dan pacu itiknya, di Tanah datar ada peningggalan purbakala dan pisang salainya, di Bukittinggi ada panorama dan kebun binatang, di Padang ada pusat pendidikan, plaza dan pantai, dan lain- lain. Kemudian di tempat lain ada fasilitas dan objek wisata yang khas pula.
Minangkabau atau daerah Sumatra Barat, daerahnya sungguh menakjubkan, ada banyak orang yang datang berulang-ulang karena merasa sudah jatuh inta dengan daerah ini. Kita dapat membuat parable atau perumpamaan atas provinsi Sumatra Barat ini ibarat gedung megah yang luas. Hutan- hutan adalah tamannya Sumatra Barat, Universitas dan sekolah adalah ruangan pustakanya. Hotel, losmen dan homestay sebagai kamar keluarga, danau dan laut sebagai berandanya. Atau setiap orang bisa saja membuat perumpamaan menurut versi mereka pula.
Setiap kali bulan puasa berlalu, maka datanglah hari lebaran yang menyenangkan dan membahagiakan setiap orang. Setiap orang berbagi kebahagian dan kegembiraan dengan sanak saudara, famili dan teman- teman. Salah satu dari bentuk kegembiraan itu mereka ungkapkan dengan cara pergi plesiran atau pergi ke tempat rekreasi bersama-sama. Mereka bisa saja pergi ke daerah Kelok Sembilan di Kabupaten lima Puluh Kota, melihat tambang batubara dan mandi- mandi di waterboom di Sawahlunto atau pergi ke Pantai Carocok di Painan. Tentu ada juga yang memilih tempat yang sensasional untuk melepaskan ketegangan jiwa dan melegakan emosi secara empati dan simpati bersama famili dan teman dengan cara mengunjungi danau kembar (danau Diateh dan danau dibawah), Danau Maninjau dan Danau Singkarak.
Danau Singkarak adalah salah satu danau popular di Pulau Sumatra, di Indonesia dan bisa jadi juga popular di dunia. Danau ini popular karena banyak orang mengatakan bahwa Danau Singkarak ini alamnya begitu indah. Namun begitu ada orang yang mau mampir di tepi danau ini, mengapa tiba- tiba ada yang membatalkan kunjungan mereka ke sana. Penyebabnya adalah karena mata mereka terasa perih menatap sampah yang betul- betul sudah mencemari keindahan danau ini. Mereka tak bisa lagi membedakan antara mana yang bunga tumbuh di pinggir danau dan mana yang sampah. Volume sampah yang bertaburan di bumi Singkarak jumlahnya sudah jutaan sampai milyaran keping.Kemudian pasti banyak orang yang berceloteh dan mengatakan “Danau Singkarak Tempat pembuangan sampah atau tempat rekreasi ?”
Celoteh seperti itu pasti diucapkan oleh banyak orang yang lewat di seputar pinggir danau ini. Mereka bisa jadi orang Sumatra Barat sendiri, atau orang dari luar Sumatra Barat. Wisatawan mancanegara tentu akan mengatakan “West Sumatra is beautiful but…but….full of rubbish”.Agaknya untuk membuat Danau Singkarak ini bersih, rapi, segar dan asri kembali maka penanggungjawabnya perlu membuka mata dan membuka telinga dan membuka hati lebih dalam. Bisa jadi mereka belajar dan melakukan studi banding ke daerah yang danaunya masih bersih. Tetapi kalau hanya melakukan studi banding sekedar membuat wacana dan membuang buang dana masyarakat bukankah mereka lebih baik bertukar pikiran tentang bagaimana mengelola kebersihan tempat berwudlu dan toilet yang ada pada bebera mesjid. Cukup mudah disana ada celengan tempat memungut sumbangan dan ada petugas kebersihan. Manajemen yang sederhada ini tentu dapat pula diadopt untuk menjagi kebersihan Danau Singkarak. Pungutlah retribusi dan kemudian cari petugas kebersihan dan beri mereka gaji yang layak (upah yang besar), maka pasti Danau ini akan selalu akan tampak asri dan terhindar sebagai TPA atau sebagai tempat pembuangan akhir sampah. I love Singkarak dan aku cinta akan kebersihan.
atau tempat rekreasi ?
Dalam pelajaran sejarah disebutkan bahwa kepualauan nusantara yang bernama Indonesia itu alamnya sungguh elok ibarat untaian batu permata zamrud yang berharga amat mahal. Kecantikan atau keelokan ala mini telah diakui oleh banyak orang, wisatawan, yang datang dari manca Negara. Salah satu kepingan dari untaian permata yang cantik itu bernama “alam Minangkabau” atau “daerah Propinsi Sumatra Barat”.
Memang benar bahwa alam daerah Sumatra Barat memang terkenal cantik. Orang orang yang terbang di atas permukaan Propinsi ini akan asik membidikan kamera digital mereka untuk merekam indahnya danau- danau yang ada di daerah ini : Singkarak, Maninjau, Danau diateh dan danau dibawah (danau kembar). Kemudian mereka juga akan mengagumi indahnya alam pegunungan dengan bukit-bukit dan gunung- gunung yang menjulang tinggi dengan warna biru yang sejuk. Sungai- sungainya yang tersebar dari kaki- kaki pegunungan, mengalir berliku- liku dengan airnya yang deras mampu untuk membangkitkan nafsu tualang dari pencinta alam untuk menaklukan arung jeram mereka. Ditambah lagi dengan hamparan sawah dan lading dengan warna hijau sampai kuning ibarat lautan emas dari kaki bukit sampai ke pinggir jalan. Sungguh cantik dan melebihi kecantikan permadani yang dibuat di negeri Persia sekalipun.
Orang- orang yang datang dari luar daerah Sumatra Barat dan wisatawan manca negara semuanya mengakui kecantikan alam Minangkabau ini. Tidak perlu untuk ditanya langsung, tetapi sebagai bukti kita dapat melihat bahwa setiap kali liburan datang maka daerah ini dikunjungi oleh banyak orang datang berkunjung. Apalagi setelah infrastruktur transportasi menjadi baik dan lancer maka maka kita akan menemui bahwa banyak jalan- jalan raya dilewati oleh deretan mobil dan sepeda motor dari berbagai merek dan berbagai nomor polisinya. Buat apa mereka datang ? tentu saja salahsatu alasanya adalah untuk menyatu dengan alam dan merasakan bagaiman segarnya terapi yang diberikan oleh aroma alam terhadap kesehatan mental dan kesehatan psiko-sosial mereka.
Kemudian bila kita turun dan berjalan- jalan , maka kita akan merasakan dan mendapatkan bahwa setiap langkah dari permukaan bumi yang kita injak adalah ibarat berada di tempat objek wisata. Sementara setiap orang bisa memanjakan mata, hati, fikiran dan perutnya dengan mencari tempat wisata alam, wisata rohani, wisata pendidikan, wista selera sampai kepada wista budaya.
Di Payakumbuh ada lembah Harau dan pacu itiknya, di Tanah datar ada peningggalan purbakala dan pisang salainya, di Bukittinggi ada panorama dan kebun binatang, di Padang ada pusat pendidikan, plaza dan pantai, dan lain- lain. Kemudian di tempat lain ada fasilitas dan objek wisata yang khas pula.
Minangkabau atau daerah Sumatra Barat, daerahnya sungguh menakjubkan, ada banyak orang yang datang berulang-ulang karena merasa sudah jatuh inta dengan daerah ini. Kita dapat membuat parable atau perumpamaan atas provinsi Sumatra Barat ini ibarat gedung megah yang luas. Hutan- hutan adalah tamannya Sumatra Barat, Universitas dan sekolah adalah ruangan pustakanya. Hotel, losmen dan homestay sebagai kamar keluarga, danau dan laut sebagai berandanya. Atau setiap orang bisa saja membuat perumpamaan menurut versi mereka pula.
Setiap kali bulan puasa berlalu, maka datanglah hari lebaran yang menyenangkan dan membahagiakan setiap orang. Setiap orang berbagi kebahagian dan kegembiraan dengan sanak saudara, famili dan teman- teman. Salah satu dari bentuk kegembiraan itu mereka ungkapkan dengan cara pergi plesiran atau pergi ke tempat rekreasi bersama-sama. Mereka bisa saja pergi ke daerah Kelok Sembilan di Kabupaten lima Puluh Kota, melihat tambang batubara dan mandi- mandi di waterboom di Sawahlunto atau pergi ke Pantai Carocok di Painan. Tentu ada juga yang memilih tempat yang sensasional untuk melepaskan ketegangan jiwa dan melegakan emosi secara empati dan simpati bersama famili dan teman dengan cara mengunjungi danau kembar (danau Diateh dan danau dibawah), Danau Maninjau dan Danau Singkarak.
Danau Singkarak adalah salah satu danau popular di Pulau Sumatra, di Indonesia dan bisa jadi juga popular di dunia. Danau ini popular karena banyak orang mengatakan bahwa Danau Singkarak ini alamnya begitu indah. Namun begitu ada orang yang mau mampir di tepi danau ini, mengapa tiba- tiba ada yang membatalkan kunjungan mereka ke sana. Penyebabnya adalah karena mata mereka terasa perih menatap sampah yang betul- betul sudah mencemari keindahan danau ini. Mereka tak bisa lagi membedakan antara mana yang bunga tumbuh di pinggir danau dan mana yang sampah. Volume sampah yang bertaburan di bumi Singkarak jumlahnya sudah jutaan sampai milyaran keping.Kemudian pasti banyak orang yang berceloteh dan mengatakan “Danau Singkarak Tempat pembuangan sampah atau tempat rekreasi ?”
Celoteh seperti itu pasti diucapkan oleh banyak orang yang lewat di seputar pinggir danau ini. Mereka bisa jadi orang Sumatra Barat sendiri, atau orang dari luar Sumatra Barat. Wisatawan mancanegara tentu akan mengatakan “West Sumatra is beautiful but…but….full of rubbish”.Agaknya untuk membuat Danau Singkarak ini bersih, rapi, segar dan asri kembali maka penanggungjawabnya perlu membuka mata dan membuka telinga dan membuka hati lebih dalam. Bisa jadi mereka belajar dan melakukan studi banding ke daerah yang danaunya masih bersih. Tetapi kalau hanya melakukan studi banding sekedar membuat wacana dan membuang buang dana masyarakat bukankah mereka lebih baik bertukar pikiran tentang bagaimana mengelola kebersihan tempat berwudlu dan toilet yang ada pada bebera mesjid. Cukup mudah disana ada celengan tempat memungut sumbangan dan ada petugas kebersihan. Manajemen yang sederhada ini tentu dapat pula diadopt untuk menjagi kebersihan Danau Singkarak. Pungutlah retribusi dan kemudian cari petugas kebersihan dan beri mereka gaji yang layak (upah yang besar), maka pasti Danau ini akan selalu akan tampak asri dan terhindar sebagai TPA atau sebagai tempat pembuangan akhir sampah. I love Singkarak dan aku cinta akan kebersihan.
Jumat, 13 Agustus 2010
Beras Payo dan Dendeng Batokok Kerinci
Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera. Ia menjadi kebanggaan dan mendapat tempat sendiri di mata para pendaki jika sudah menjejak puncaknya. Nama Gunung ini selain menjadi nama kabupaten di Provinsi Jambi juga menjadi penanda bagi ikatan etnik tersendiri di Jambi yang membedakan dengan Orang Jambi dan Suku Anak Dalam (lebih dikenal sebagai suku Kubu).
Jarak kerinci dengan ibukota provinsi Jambi terbilang jauh. Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari Kota Jambi bisa memakan waktu sepuluh jam. Dahulu, wilayah Kerinci sesungguhnya masuk kedalam provinsi Sumatera Barat. Tapi kemudian, saat provinsi Jambi dibentuk, wilayah ini oleh pemerintah pusat dimasukkan kedalam provinsi Jambi.
Dataran tinggi Kerinci banyak ditemukan batu-batu dan perkakas peninggalan peradaban tua. Wajar saja sebab area ini dipercaya telah dihuni manusia sejak zaman batu. Memang, Pantai Barat Sumatera yang kebetulan adalah dataran tinggi (bukit barisan) dari Aceh hingga Krui Lampung penuh dengan peninggalan peradaban manusia sejak zaman batu besar. Karena peradabannya yang telah lama, maka makanan dari daerah barat sumatera juga beragam. lho apa hubungannya?Ini kesimpulan ngawur saya saja, bahwa peradaban yang tua dan kompleks suatau wilayah akan sebanding dengan peradaban kuliner yang juga kompleks dari daerah tersebut.
Kembali ke laptop. Makanan khas Kerinci yang paling terkenal adalah dendeng batokok. Dendeng daging lembu yang lembut karena digepok/tumbuk dengan batu hingga gepeng. Disajikan setelah dipanggang kembali dengan sambal merah nan pedas. Soal rasa, wah tak bisa saya gambarkan saat dagingnya masuk kedalam mulut. Hmmm. Apakah aksara dan angka bisa menjelaskan rasa nikmat?.
Dendeng ini akan paripurna kenikmatannya jika disantap dengan beras khas asal kerinci yang dinamakan Beras Payo Kerinci. Biasanya, warung makan asal kerinci akan menulis “Beras Payo Kerinci” di muka warung untuk menyatakan bahwa mereka hanya menyajkan dendeng batokok dengan beras tersebut, bukan beras asalan. Ini mirip dengan Warung Padang yang menulis “Bareh Solok” yang artinya Beras Solok. Kalau Bareh Solok di Jakarta saya tidak tahu apa benar berasnya asli diimpor dari Solok sana. Soalnya, rasanya kagak ada bedanya sih dengan beras biasa. Padahal rasakan gak bisa bohong.
Beras Payo Kerinci adalah beras nikmat, terasa pulen dengan bulir beras besar-besar. Ini adalah bibit padi asli Kerinci. Usia jenis padi ini mungkin sudah lebih dari lima abad. Seperti laiknya padi asli Nusantara lainnya, usia tanam padi payo hingga panen memakan waktu lebih dari enam bulan. Batang padi beras payo juga terbilang tinggi. Ketinggian padi payo kerinci ini lebih dari pinggang orang dewasa. Bahkan hampir sedada.
Yang pasti, Beras Payo Kerinci dengan bulir padi yang besar-besar memang terasa nikmat berpadu dengan lauk-pauk asal kerinci khususnya dendeng batokok. Kalau anda berkunjung ke Jambi, jangan lupa mampirlah di Warung Makan Kerinci yang bertulis Beras Payo Kerinci.
Beras Solok Rp 10 Ribu per Kilo
Selasa, 10 Agustus 2010 | 12:54 WIB
MUARO BUNGO, TRIBUN - Harga kebutuhan bahan pokok (Sembako) di pasar tradisional Muaro Bungo cenderung bergerak naik. Melonjaknya harga lebih disebabkan semakin tingginya permintaan konsumen menjelang bulan Ramadhan.
Beberapa barang kebutuhan yang harganya naik, di antaranya gula, dari Rp 10 ribu menjadi Rp 11 ribu per kg, cabai melonjak naik dari Rp 36 ribu menjadi Rp 44 ribu per kg. Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah, baeang putih, tepung terigu, hingga beras.
Beras yang biasa dijual Rp 120 ribu per karung isi 20 kg untuk merek Belida, kini dijual dengan harga Rp 152 ribu per karung. Sedangkan merek Dewi biasanya dijual Rp 110 kini melonjak menjadi 140 per karungnya.
"Untuk beras Solok harganya Rp 10 ribu per kilo, biasanya harganya hanya Rp 6-8 ribu per kilo," kata pedagang manisan di Pasar Atas Muara Bungo, F Pran, Senin (9/8).
Dikatakanya, sudah kebiasaan menjelang puasa harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, akibat meningkatnya permintaan.
Namun kenaikan harga saat ini masih dalam kondisi wajar. Belum begitu mengalami kenaikan, seperti harga cabai sempat mencapai Rp 60 ribu per Kg, dan sempat turun Rp 36 per kg, dan kini naik menjadi Rp 44 ribu per kg.
"Semuanya naik, sejak sepekan yang lalu, tapi untuk hari ini tidak seberapa yang mengalami kenaikan. Biasanya sehari menjelang puasa akan naik," tuturnya.
Pran mengatakan, kenaikan harga bahan pokok pada bulan puasa bisa mencapai 20 persen. "Biasanya seperti itu, mungkin karena meningkatnya permintaan dari masyarakat," ujarnya, seraya mengatakan sejak dua hari terakhir pembeli sudah mulai ramai dibandingkan pada hari sebelumnya.
Adanya kecenderungan kenaikan harga sembako di pasar tradisional Muara Bungo, dibenarkan kepala Dinas Koperasi, Perindustrian UKM, dan Perdagangan (Dikoperindag) Bungo, Drs Ibrahim Ahmad melalui kasi perdagangan Sumedi.
"Hari ini (kemarin, red) ayam kampung mengalami kenaikan dari Rp 33 ribu per kilo menjadi Rp 38 ribu per kilo," ujarnya, dan mengatakan untuk ayam potong masih normal.
Kenaikan harga sembako telah terjadi sejak sepekan yang lalu. Namun dua hari sebelum puasa belum ada harga yang mengalami kenaikan yang besar.
Terpisah, seorang ibu rumah tangga, Sulastri mencemaskan kenaikkan harga pada bulan puasa nantinya akan lebih tinggi. "Sudah lama harga barang naik terutama sembako. Kita harap di bulan puasa tidak ada lagi kenaikan, karena di bulan puasa kebutuhan kita akan meningkat," ujarnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini diprediksi akan terus berlanjut dari awal Ramadan hingga lebaran Idul Fitri mendatang.
Beberapa barang kebutuhan yang harganya naik, di antaranya gula, dari Rp 10 ribu menjadi Rp 11 ribu per kg, cabai melonjak naik dari Rp 36 ribu menjadi Rp 44 ribu per kg. Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah, baeang putih, tepung terigu, hingga beras.
Beras yang biasa dijual Rp 120 ribu per karung isi 20 kg untuk merek Belida, kini dijual dengan harga Rp 152 ribu per karung. Sedangkan merek Dewi biasanya dijual Rp 110 kini melonjak menjadi 140 per karungnya.
"Untuk beras Solok harganya Rp 10 ribu per kilo, biasanya harganya hanya Rp 6-8 ribu per kilo," kata pedagang manisan di Pasar Atas Muara Bungo, F Pran, Senin (9/8).
Dikatakanya, sudah kebiasaan menjelang puasa harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, akibat meningkatnya permintaan.
Namun kenaikan harga saat ini masih dalam kondisi wajar. Belum begitu mengalami kenaikan, seperti harga cabai sempat mencapai Rp 60 ribu per Kg, dan sempat turun Rp 36 per kg, dan kini naik menjadi Rp 44 ribu per kg.
"Semuanya naik, sejak sepekan yang lalu, tapi untuk hari ini tidak seberapa yang mengalami kenaikan. Biasanya sehari menjelang puasa akan naik," tuturnya.
Pran mengatakan, kenaikan harga bahan pokok pada bulan puasa bisa mencapai 20 persen. "Biasanya seperti itu, mungkin karena meningkatnya permintaan dari masyarakat," ujarnya, seraya mengatakan sejak dua hari terakhir pembeli sudah mulai ramai dibandingkan pada hari sebelumnya.
Adanya kecenderungan kenaikan harga sembako di pasar tradisional Muara Bungo, dibenarkan kepala Dinas Koperasi, Perindustrian UKM, dan Perdagangan (Dikoperindag) Bungo, Drs Ibrahim Ahmad melalui kasi perdagangan Sumedi.
"Hari ini (kemarin, red) ayam kampung mengalami kenaikan dari Rp 33 ribu per kilo menjadi Rp 38 ribu per kilo," ujarnya, dan mengatakan untuk ayam potong masih normal.
Kenaikan harga sembako telah terjadi sejak sepekan yang lalu. Namun dua hari sebelum puasa belum ada harga yang mengalami kenaikan yang besar.
Terpisah, seorang ibu rumah tangga, Sulastri mencemaskan kenaikkan harga pada bulan puasa nantinya akan lebih tinggi. "Sudah lama harga barang naik terutama sembako. Kita harap di bulan puasa tidak ada lagi kenaikan, karena di bulan puasa kebutuhan kita akan meningkat," ujarnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini diprediksi akan terus berlanjut dari awal Ramadan hingga lebaran Idul Fitri mendatang.
Kota Solok |
Written by Litbang Kompas |
Thursday, 31 March 2005 |
TIDAK hanya Benua Afrika yang memiliki Tanjung Harapan, Kota Solok juga memiliki Tanjung Harapan, yaitu salah satu dari dua kecamatan di kota itu. Apabila "Castle of Good Hope"--julukan Tanjung Harapan di Afrika Selatan dalam bahasa Inggris--begitu populer sebagai kota persinggahan para pelaut dari seluruh dunia, kota kecil di Sumatera Barat ini juga punya peran cukup signifikan dalam jalur yang menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa. MEMANG, tak hanya kota yang berada di ketinggian 390 meter di atas permukaan laut ini saja yang dilintasi Jalan Lintas Sumatera. Namun, bila dibandingkan dengan dua kabupaten tetangganya yang juga dilewati jalan ini, kota yang berjarak 64 kilometer dari Padang ini jauh lebih ramai. Rumah-rumah berderet lumayan padat di sepanjang jalan, bukan kehijauan hutan di atas bukit seperti saat melintas di Kabupaten Solok dan Sawahlunto/Sijunjung. Posisinya sungguh strategis. Terletak pada perpotongan rute yang menghubungkan kota-kota besar di Sumatera, seperti Medan, Padang, Bukittinggi, Pekanbaru, Bengkulu, dan Jambi. Letaknya yang beraksesibilitas tinggi didukung kehadiran Terminal Bareh Solok, yang artinya Beras Solok. Sarana transportasi yang berskala pelayanan regional mendorong peran kota ini menjadi simpul pergerakan penumpang dan barang. Terminal bertipe a ini dilewati oleh berbagai angkutan antarkota antarprovinsi atau AKAP maupun antarkota dalam provinsi atau AKDP. Sayangnya, terminal kebanggaan ini mendapat tantangan berat. Seiring tajamnya penurunan harga tiket penerbangan, jumlah pengunjung terminal ini ikut melorot. Pada saat harga tiket penerbangan Jakarta-Padang Rp 650.000, sebuah perusahaan bus AKAP mampu mencari penumpang untuk empat bus. Namun, ketika biaya perjalanan naik pesawat berkurang hingga Rp 300.000 atau turun 46 persen, perusahaan angkutan darat hanya mendapat penumpang untuk satu bus. Maklum, selisih harga tiket bus dengan tiket pesawat sekitar Rp 250.000 hingga Rp 275.000. Tak heran, setelah naik 9,6 persen per tahun pada kurun tahun 1999 hingga 2001, pengunjung terminal turun 15,7 persen di tahun 2002. Lepas dari merosotnya animo terhadap bus umum, kegiatan angkutan darat terbukti sebagai urat nadi perekonomian Solok. Sumbangan terbesar terhadap nilai total perekonomian dihasilkan oleh aktivitas transportasi jenis ini, 16,49 persen di tahun 2001. Bahkan, bila umumnya terminal besar dialokasikan di pinggiran (finger area) agar tak mengganggu berbagai kegiatan perkotaan yang lain, sarana transportasi yang memiliki pelayanan 24 jam ini justru berada di jantung kota, seakan menegaskan keberadaannya dalam struktur perekonomian makro. Selanjutnya, kehadiran kota yang dilintasi tiga sungai ini sebagai titik penting pergerakan di Pulau Sumatera pun mendorong maraknya berbagai sektor, terutama kegiatan tersier. Kegiatan jasa dan perdagangan lebih terasa gemanya dibanding Kabupaten Solok dan Sawahlunto/Sijunjung. Tak heran bila kedua kabupaten beserta Kota Sawahlunto memosisikan diri menjadi wilayah belakang atau hinterland kota kecil ini. Penduduk di kabupaten tetangga memanfaatkan sarana perbelanjaan di kota yang berada di gugusan patahan semangka Bukit Barisan ini untuk membeli berbagai barang kebutuhan. Sekitar 1.000 kios, 500 toko, dan 140 los tersedia setiap hari melayani konsumen. Meski perdagangan eceran mendominasi kegiatan perniagaan, terdapat juga perdagangan partai besar komoditas beras hasil persawahan lokal maupun kabupaten tetangga. Tanpa membedakan partai besar ataupun eceran, tak kurang dari 32 persen tenaga kerja terserap di kegiatan niaga ini. Ramainya kegiatan pengangkutan dan juga jual beli sedikit banyak mendorong perkembangan properti. Kebutuhan ruang, termasuk tempat usaha, terus meningkat. Sumbangan kegiatan ini pun menduduki tiga terbesar, yakni 13,28 persen. Seperti daerah lain, perkembangan sektor properti memicu konversi lahan hijau. Area hutan dan sawah yang selama ini masih dominan dalam tata guna lahan kota ini terus terancam. Hampir separuh permukaan tanah di kota yang luasnya 0,14 persen dari Provinsi Sumatera Barat masih tertutup persawahan dan hutan, dengan rincian hutan 24 persen dan sawah sekitar 22 persen dari luas kota. Selain luasannya mendominasi, tenaga kerja yang terserap juga cukup banyak. Menurut sensus penduduk tahun 2000, lebih kurang 11 persen tenaga kerja berkecimpung dalam usaha budidaya tanaman pangan. Keberadaan pertanian di tengah-tengah kota ini menjadi sesuatu yang unik, namun sekaligus bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Persawahan yang terkonsentrasi di pusat kota salah satunya disebabkan oleh morfologi yang landai. Bagian barat dan utara yang berbatasan dengan kabupaten lain cenderung berbukit-bukit, ladang dan kebun terlihat di kiri kanan. Sayangnya, bagian kota yang bisa dicapai dengan mobil pribadi tak sampai satu jam ini tak bisa dijangkau kendaraan umum. Menggulirkan roda perekonomian sebuah kota memang tak gampang. Dengan sumber daya alam terbatas serta minimnya dukungan aparat yang berkinerja tinggi, pemerintah kota (pemkot) harus mencari langkah-langkah tepat untuk menentukan nasib kota di masa datang. Lapangan usaha yang berprospek cerah dapat digarap lebih optimal. Misalnya, usaha angkutan dan komunikasi yang diperkirakan menjadi peluang bagus yang harus dimanfaatkan. Partisipasinya terhadap nilai total perekonomian kota terus tumbuh 4,38 persen per tahun selama tahun 1999-2001. Selain perekonomian, pemkot memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Peleburan Kota Solok ke Kabupaten Solok akibat minimnya jumlah kecamatan mengancam keberadaan pemerintah kota. Alternatif pemecahan antara lain dengan meminta beberapa kecamatan dari kabupaten tetangga. Sayangnya, ini tak mudah karena berhubungan berbagai hal, misalnya hilangnya pendapatan asli daerah serta dana alokasi umum kabupaten yang merelakan kecamatannya. Sementara itu, pemekaran dua kecamatan yang sudah ada juga tak bisa semata-mata untuk mencapai kuota jumlah kecamatan. Pertanyaan besar apakah pelayanan kepada masyarakat dapat lebih ditingkatkan dengan pemekaran kecamatan harus bisa dijawab. Apa pun jalan yang diputuskan, jangan sampai Solok justru menjadi "Castle of No Hope". |
Langganan:
Postingan (Atom)